Proposal Sekupi
SEKUPI
(SELAI KULIT PISANG)
PEMBUATAN SELAI DARI
KULIT PISANG
NAMA:
Muhammad Husain Fadhlillah
KELAS:
XI MIPA 1
MAPEL:
PKWU
PENGAMPU:
Bu Surati
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pisang merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Asia
Tenggara, Brazil, dan India. Pisang menjadi buah yang penting di masyarakat Indonesia,
karena pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan buah
yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial.
Bukan hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan gizi
yang tinggi, namun bagian lain dari pohon pisang. Kulit pisang misalnya. Kali
ini saya mencoba mengungkapkan tentang manfaat tentang kulit pisang yang
ternyata memiliki kandungan gizi yang tidak kalah banyaknya dari buah pisang.
Itu karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis.
Di beberapa kota, biasanya kulit pisang di buang begitu saja,
di anggap sebagai barang yang tak berguna. Padahal buah ini mengandung vitamin
c, vitamin a, dan sejumlah serat yang dapat digunakan untuk bahan pembuat selai
kulit pisang yang tak kalah rasanya dengan selai dari buah-buah yang lain.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan dengan adanya hasil
karya ini, dapat memberikan motivasi dan inovasi lebih untuk masyarakat agar
memanfaatkan kulit pisang dan tidak membuangnya sembarangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat selai dari
kulit pisang?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan
selai dari kulit pisang?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan cara membuat
selai dari kulit pisang.
2. Untuk mendeskripsikan kelebihan dan
kekurangan selai dari kulit pisang.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah wawasan tentang manfaat kulit pisang.
2. Dapat mengetahui cara pemanfaatan kulit pisang dalam pembuatan selai kulit pisang.
3. Dapat membuat minat masyarakat terhadap kulit pisang meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian
Selai
Selai atau
selei (bahasa inggris: jam, bahasa perancis: confiture) adalah salah satu jenis
makanan awetan berupa sari buah atau buah-buahan yang sudah yang sudah
dihancurkan, ditambah gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk setengah
padat. Selai tidak dimakan begitu saja, melainkan untuk dioleskan di atas roti
tawar atau sebagai isi roti manis. Selai juga sering digunakan sebagai isi pada
kue-kue seperti kue nastar atau pemanis pada minuman, seperti yogurt dan es
krim.
Selai yang di dalamnya masih
ditemukan potongan buah dalam berbagai ukuran disebut preserve atau conserves,
sedangkan selai yang dibuat dari sari buah dan kulit buah genus citrus disebut
marmalade.
pektin yang
dikandung buah-buahan atau sari buah bereaksi dengan gula dan asam membuat
selai menjadi kental. Buah-buahan dengan kadar pektin atau keasaman yang rendah
perlu ditambahkan pektin atau asam agar selai bisa menjadi kental.
Buah-buahan
yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi tidak terlalu matang
dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang umum dijadikan selai,
misalnya: strawberry, blueberi, aprikot, apel, anggur, pir, dan fig. Selain
itu, selai bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan seledri.di
indonesia, sebagian besar selai dibuat dari buah-buahan tropis seperti: nanas,
srikaya, & jambu biji.
2.1.2
Pengertian
Kulit Pisang
Kulit buah pisang merupakan salah satu limbah pertanian yang belum digunakan secara maksimal. Kulit buah pisang juga merupakan limbah dari industri pengolahan buah pisang. Pengolahan buah pisang akan menghasilkan limbah kulit pisang yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira sepertiga dari buah pisang yang belum dikupas
2.2.2. Kajian Pustaka
2.2.1 Kajian
Tanaman Pisang
Tanaman
Pisang adalah tanaman buah berupa herbal yang berasal dari kawasan di asia
tenggara (termasuk indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke afrika
(madagaskar), amerika selatan dan tengah. Di jawa barat, pisang disebut dengan
cau, di jawa tengah dan jawa timur dinamakan gedang. Pisang merupakan tanaman
asli daerah asia tenggara termasuk indonesia. Tanaman pisang mempunyai nama
latin musa para disiaca nama ini telah diproklamirkan sejak sebelum masehi.
Nama musa diambil dari nama seorang dokter kaisar romawi octavianus augustus
yang bernama antonius musa. Pada zaman octavianus augustus, antonius musa
selalu menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar tetap
kuat, sehat, dan segar.
Tanaman
pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah. Akar pisang tidak tahan
kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar matahari
pertumbuhan pisang menjadi lambat. Tiupan angin yang terlalu kencang kurang
baik terhadap tanaman pisang karena dapat menyebabkan helai daun sobek.
Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pisang merupakan
tanaman asli asia tenggara yang banyak ditemukan di daerah tropis beriklim
basah dan dapat tumbuh baik di daratan tinggi dan rendah.
Di
daerah-daerah yang beriklim kering antara 4-5 bulan, tanaman pisang masih
tumbuh produktif bila ketersediaan air tanah memadai, yaitu pada kedalaman
antara 50 cm-200 cm dari permukaan tanah. Sebaliknya daerah-daerah yang
beriklim basah dan air tanahnya dangkal (berlebihan) perlu pengelolaan drainase
yang baik, antara lain dengan mengatur saluran pemasukan dan pembuangan air.
Tanaman pisang mempunyai sistem perakaran yang dangkal, sehingga pertumbuhannya
secara optimal membutuhkan lapisan tanah atas (top soil) yang subur, gembur dan
banyak mengandung bahan organik. Hampir setiap jenis tanah yang digunakan untuk
pertanian cocok untuk budidaya pisang. Tanah yang paling baik adalah tanah yang
mengandung kapur atau tanah alluvial dengan lapisan olah (solum) sedalam 1
meter.
Di indonesia tanaman pisang ini sebagai tanaman pelindung dan sela, baik di pekarangan, sekitar rumah, di perkebunan maupun di sawah-sawah dan lain-lainnya. Tanaman pisang ini tidak dapat dijadikan sebagai tanaman penahan erosi. Susunan tanaman pisang (morpologi) terdiri atas bagian-bagian utama: akar, batang, daun, bunga dan buah. Pertumbuhan akar pada buah umumnya berkelompok menuju arah samping di bawah permukaan tanah dan kearah dalam. Batang pisang dibedakan atas dua macam yaitu batang asli yang disebut bonggol (corm) dan batang semu. Bonggol terletak di bawah permukaan tanah sedangkan batang semu tersusun dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi, tumbuh tegak dan kokoh di atas permukaan tanah.
Bentuk
daun pisang pada umumnya panjang lonjong dengan lebar tidak sama, bagian ujung
daun tumpul dan tepinya rata. Bunga pisang atau disebut jantung keluar dari
ujung batang. Susunan bunga terdiri atas daun-daun pelindung yang saling
menutupi dan bunga-bunganya terletak pada setiap ketiak diantara daun pelindung
membentuk sisir.2 ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya berkisar antara 10
cm-18 cm dengan diameter sekitar 2,5 cm-4, cm. Buah pisang yang ujungnya runcing
atau membentuk leher botol, sedangkan daging buah (mesocarpa) tebal dan lunak.
Setelah
pohon induk berbuah dan dipetik, anak pohon pisang mulai berbunga. Setelah 3-4
bulan baru pemetikan besar kecilnya buah pisang tergantung dari banyak faktor,
diantaranya jenis pisang, kesuburan tanah, kecepatan tumbuh, iklim saat
berbunga dan lain-lain. Banyaknya buah tiap-tiap sisir tergantung daripada
letak sisirnya.
2.2.2
Kajian Kandungan Gizi
Buah
pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Di dalam
kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin c, b, kalsium, protein, dan
juga lemak yang cukup. Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang berfungsi sebagai
asupan energi utama.
Karbohidrat
adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada
umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan h2o. Di dalam
tubuh, karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Klasifikasi karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat
dikelompokkan:
1. Available carbohydrate (karbohidrat yang tersedia). Yaitu
karbohidrat yang dapat dicerna, diserap serta dimetabolisme sebagai energi.
2. Unvailable carbohydrate (karbohidrat yang tidak tersedia). Yaitu
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolis oleh enzim-enzim pencernaan manusia,
sehingga tidak dapat diabsorpsi.
klasifikasi
karbohidrat yang paling sering dipakai dalam ilmu gizi berdasarkan jumlah
molekulnya:
1. Monosakarida, seperti heksosa, glukosa,
fruktosa, galaktosa, pentosa, arabinosa, xylosa.
2. Disakarida, seperti sukrosa, maltosa, laktosa.
3. Polisakarida, seperti amilum, dekstrin, glikogen, selulosa.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang saya gunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Kulit pisang yang saya gunakan, saya peroleh di Desa Tempurejo, Kabupaten Magelang tepatnya pada petani kebun pisang
3.2 Objek Kajian
Kulit pisang yang memiliki banyak serat adalah bahan utama yang saya gunakan untuk membuat selai kulit pisang agar memperoleh hasil yang baik dan sesuai dengan selera masyarakat.
3.3 Waktu dan Tempat
Penelitian
Kulit pisang yang saya gunakan diperoleh dari petani kebun pisang di Desa Tempurejo. Sedangkan untuk pembuatan selai kulit pisang dilakukan di rumah saya sendiri, tepatnya di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 12 Oktober 2020.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Selai kulit pisang dibuat
di Desa Temourejo, Kabupaten Magelang pada tanggal 12 Oktober 2020.
1. Isi : Selai kulit pisang
2. Satuan : Tempurejo
3. Cakupan : Magelang
4. Waktu : Tahun 2020
3.4.2
Sampel
Kulit pisang Gepok.
3.5 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dalam metode kualitatif, kedalaman penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara empiris adalah hal utama dalam penelitian.
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat yang digunakan :
1)
Panci
2)
Piring
3)
Sendok
4)
Pisau
5) Blendeer
6)
Mangkok
7)
Kompor
8)
Wajan
9)
Spatula
3.6.2 Bahan yang digunakan :
1)
5 kulit pisang Gepok
2)
1 buah pisang Gepok
3)
12,5 gram gula pasir
4)
Air putih secukupnya
5) Sedikit Garam
3.7 Langkah-Langkah Membuat Selai Kulit Pisang
1) Pisahkan kulit pisang dengan buah pisang.
2) Kemudian, cuci kulit pisang dengan air bersih.
3)
Setelah kulit pisang selesai dicuci, masukkan
kulit pisang kedalam panci untuk dikukus.
4) Nyalakan kompor lalu Kukus kulit pisang selama kurang lebih 15 menit.
5) Tunggu hingga kulit pisang berwarna kecoklatan.
6)
Setelah selesai dikukus, matikan kompor lalu keluarkan
kulit pisang dari panci kemudian letakkan di piring.
7) Tunggu hingga kulit pisang menjadi tidak terlalu panas (hangat).
8) Setelah itu, kerok bagian dalam kulit pisang dengan sendok untuk memisahkan kulit pisang dengan seratnya.
9)
Setelah kulit pisang terpisah dengan seratnya,
potonglah kulit pisang menjadi kecil-kecil.
10) Lalu potong buah pisang menjadi kecil-kecil juga.
11) Masukkan kulit pisang dan buah pisang yang telah dipotong kecil-kecil ke dalam blendeer lalu tambahkan air putih secukupnya.
12) Haluskan adonan selai hingga menjadi lembut.
13) Setelah halus, tuangkan adonan selai ke dalam mangkok.
14) Setelah itu, nyalakan kompor kemudian siapkan wajan dan panaskan lalu tuangkan adonan selai ke dalam wajan untuk dimasak.
15) Tambahkan gula dan sedikit garam pada adonan selai lalu aduk adonan selama kurang lebih 15 menit hinnga adonan selai menjadi kental.
16) Setelah adonan selai mengental, matikan kompor lalu tuangkan adonan selai ke dalam mangkok.
17) Selai kulit pisang siap untuk dihidangkan.
3.8 Hasil Akhir (Visualisasi)
3.9 Kelebihan Selai Kulit
Pisang
Seperti yang telah kita ketahui bahwa selai kulit pisang dapat
menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh kita karena selai kulit pisang
mengandung vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang sangat
bermanfaat bagi tubuh kita. Selain itu, Selai kulit pisang juga kaya akan serat
dan mengandung karbohidrat yang dapat menjadi asupan sumber energi utama dalam
tubuh. Tak hanya itu, Selai kulit pisang pun memiliki potensi sebagai sumber
gizi baru yang jauh lebih ekonomis, mudah, dan ramah lingkungan. Sementara itu
dalam proses pembuatannya sendiri, Selai kulit pisang tergolong sangat mudah
untuk dibuat dan higienis untuk dimakan.
4.0 Kekurangan Selai Kulit
Pisang
Dalam proses pembuatannya, Selai kulit pisang memang tergolong
mudah untuk dilakukan. Tetapi dalam masa ketahanannya, Selai kulit pisang tidak
dapat bertahan lama. Selai kulit pisang hanya dapat dapat bertahan maksimal
selama kurang lebih satu minggu dan itu pun jika selai kulit pisang di simpan
dalam lemari pendingin. Selain itu, mudahnya dalam proses pembuatan selai kulit
pisang juga sangat memengaruhi persaingan dalam jual beli pasar. Karena proses
pembuatannya yang tergolong mudah, selai kulit pisang sangat rentan untuk
ditiru sehingga selai kulit pisang sulit untuk bersaing dalam jual beli pasar.
Komentar
Posting Komentar